Jumat, 26 Agustus 2011

Penerapan Biosecurity Pada Pembesaran Udang Vannamei (Litopeneaus vannamei) Secara Intensif


Belakangan ini virus WSSV semakin marak kembali, setelah dulu menyerang
udang windu sekarang udang vannamei yang menjadi targetnya. Berdasarkan hasil
penelitian Prof Flagell, udang yang terkena virus WSSV akan menyerang dengan
ganas dan dapat menyebabkan kematian masal apabila ada faktor pemicu.Oleh
sebab itu, untuk meminimalisir berkembangnya virus tersebut dilakukan upaya
Biosecurity.
Biosecurity pada budidaya udang adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk menangkal masuknya penyakit dalam fasilitas budidaya mulai dari
tempat pemeliharaan induk, pembenuran sampai pembesaran serta mencegah
penyebaran penyakit dari tambak yang sudah terinfeksi.
Penerapan biosecurity di tambak meliputi kegiatankegiatan
sebagai berikut:
1. Persiapan tambak
a) Pemasangan Bird Scaring Device (BSD) dan Pemasangan Crab Protecting
Device (CPD).
Bird scaring device adalah alat untuk menghalau masuknya burung-burung
ke dalam tambak yang terbuat dari benang jenis D-9 PE yang diikatkan pada
tiang. Crab Protecting Device (CPD) adalah alat untuk mencegah masuknya
hewan sejenis kepiting ke area treatment air yang terbuat dari plastik.
b) Pengeringan
Pengeringan yang di lakukan pada tambak-tambak dengan nilai
ORP (Organic Residu potensial) minimal 50 mV sekitar ± 10 hari.
c) Sterilisasi
Sterilisasi adalah kegiatan pengolahan tambak dengan tujuan untuk
meminimalisir hewan maupun organisme benthic ( hidup di dasar perairan) yang
berpotensi sebagai carrier pembawa pathogen.
d) Pengapuran
Pengapuran dilakukan untuk menetralisir derajat keasaman dasar tambak
menjadi standart (pH 6,5-7).
e) Pengecekkan Level Muka SO
Pada level muka air SO harus dibawah pipa elbow sedangkan untuk dasar
saluran SO 50 cm di bawah pipa elbow.
2. Persiapan Air
a) Pemasangan Filter
Pemasangan filter dilakukan saat air dipompa dari main inlet masuk ke
reservoir ataupun talang air ke petak pengendapan, dari petak pengendapan di
flushing ke sub inlet, dari sub inlet ke petakan treatment dan dari supply canal ke
petakan tambak. Digunakan 2 lapisan filter 300 μ dan1000 μ.
b) Double Sterilisasi
Pada perlakuan disinfektan digunakan pondfos sebanyak 2-3 ppm. Jarak
antara perlakuan 1 dan 2 dilakukan dalam jangka waktu 3 hari.
3. Seleksi Benur
Penerapan biosecurity pada seleksi benur yang akan ditebar.
4. Budidaya
a) Pengadaan Alat Sanitasi Tangan dan Kaki
Pengadaan alat sanitasi tangan dan kaki ditempatkan pada pintu masuk
tambak. Untuk Alat sanitasi tangan ini terdiri dari sabun antiseptik dan air bersih,
sedangkan alat sanitasi kaki digunakan Kalium Permanganat (KMNO4) dengan
dosis 70 ppm.
b) Perlakuan Sanitasi Peralatan Tambak
Perlakukan sanitasi peralatan tambak perla dilakukan dikarenakan
penggunaan peralatan secara bergantian tersebut dapat diindikasikan berperan
sebagai carrier.
5) Panen Emergency
a) Pengisolasian Tambak
Pengisolasian antar tambak ini bertujuan mencegah menularnya penyakit
dari tambak satu ke lainnya.
b) Penggunaan Dosing
Penggunaan dosing ini dilakukan dengan Kalium Permanganat dengan
cara mengantungkannya pada pipa flushing dengan dosis 10 ppm.
c) Perlakuan pada daerah Sub Road dan Sub Outlet
Pada daerah sub road ini dilakukan perlakuan agar virus – virus pada
udang maupun air bekas panen tidak terkontaminasi ke lingkungan sekitar
tambak. Untuk perlakuan sendiri dapat dilakukan dengan memberi Kalium
Permanganat (KMNO4) sebanyak ± 5 ppm pada daerah sekitar sub road. Setelah
proses panen selesai dilakukan pemberian disinfektan dengan tujuan bibit-bibit
penyakit tidak mencemari lingkungan terutama pada saluran Sub Outlet.
d) Pembakaran dan Penguburan Bangkai Udang
Untuk sisa – sisa bangkai udang dilakukan upaya pemusnahan dengan
cara pembakaran dan penguburan bangkai udang tersebut.
Dari kegiatan penerapan biosecurity di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa,kegiatan-kegiatan biosecurity meliputi:
beberapa tahapan diantaranya adalah tahapan persiapan lahan, persiapan air,
pengujian benur, proses budidaya dan proses panen emergency. Dan penilaian
dari hasil yang dicapai tentang penerapan biosecurity yang dilakukan harus
memenuhi persyaratan SOP (Standart Operasional
Prosedur).
Semoga ini memberikan semangat dan dorongan
kepada para petambak agar penerapan biosecurity yang sudah baik ini
dipertahankan dan ditingkatkan lagi demi tercapainya target produksi.


Tidak ada komentar: