Senin, 25 Oktober 2010

Perjalanan Udang Plasma PT.Wacyuni mandira



Selama Empat bulan para Petambak Plasma membesarkan Udang, dari Persiapan Tambak,Tebar Benur sampai ke Udang siap Panen. Tapi sangat disayangkan setelahUdang siap Panen danUdang diangkat dari Tambak.Udang hanya diangkut dengan Box dan Drum yang tanpa Penutup. perjalanan Udang ke Cold Storage ataupun Tanah Merah sangat memakan Waktu. belum lagi Antrian menunggu Proses Transaksi. ini sangat memungkinkan Udang menjadi Rusak karena es cepat mencair dan juga rawan pencurian, ini sangat merugikan para Petambak.

Minggu, 17 Oktober 2010

JEMBATAN RUSAK BERAT


Jembatan penyemberangan ke Blok 4 semuanya sudah rusak berat,besi penyanggah anak tangga semuanya sudah karatan dan rapuh bahkan sudah banyak yang Lepas.kepada pihak Inti (perusahaan),pemerintahan Desa Bumi Pratama mandira,Ketua Lembaga(UKMKP). Mohon Jembatan cepat diperbaiki karena ini sangat Rawan dengan kecelakaan khususnya anak anak.(gambar: Jembatan 87)

Selasa, 12 Oktober 2010

HARGA UDANG BULAN OKTOBER 2010

SIZE - HARGA FQ
<30-42.800
30 -42.500
31 -42.200
32- 41.900
33- 41.600
34- 41.300
35- 41.000
36- 40.700
37- 40.400
38 -40.100
39- 39.800
40- 39.500
41- 39.200
42- 38.900
43 -38.600
44 -38.300
45 -38.000
46 -37.700
47 -37.400
48- 37.100
49 -36.800
50- 36.500
51 -36.200
52- 35.900
53 -35.600
54 -35.300
55- 35.000
56-34.700
57- 34.400
58 -34.100
59- 33.800
60- 33.500
61- 33.300
62 -33.100
63 -32.900
64 -32.700
65 -32.500
66 -32.300
67 -32.100
68 -31.900
69- 31.700
70- 31.500
71 -31.300
72 -31.100
73 -30.900
74 -30.700
75- 30.500
76- 30.300
77 -30.100
78- 29.900
79 -29.700
80- 29.500
81- 29.300
82 -29.100
83- 28.900
84 -28.700
85 -28.500
86- 28.300
87- 28.100
88 -27.900
89- 27.700
90- 27.500
91 -26.725
92 -25.950
93 -25.175
94 -24.400
95 -23.625
96- 22.850
97- 22.075
98 -21.300
99- 20.525
100 -19.750
101-125 15.200
126-150 11.200
151-180 9.200
>180 -4.000

Sumber:
Berita Berita Acara Penyimpulan Harga Udang
Nomor : 24/WM/BA/HU/IX/2010
Periode September 2010 antara Tim Perubahah Harga Plasma (UKMKP) dan Perusahaan Inti.
MULAI BERLAKU Mulai 1 Oktober 2010 SAMPAI ADA KESEPAKATAN DIBULAN SELANJUTNYA
www.latansahdu0110.blogspot.com

Minggu, 10 Oktober 2010

Produksi Udang Nasional Terus Menurun

LAMPUNG (SIB)
Target produksi udang nasional pada tahun ini dinilai sulit tercapai. Pasalnya, pola budi daya yang diterapkan salah dan adanya serangan penyakit.
“Target produksi udang tahun ini sulit tercapai, kondisi ini akan memengaruhi pasokan ke industri pengolahan,” kata Dirjen Budi Daya Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Made L Nurdjana di sela Indonesia Shrimp Farmer’s Day di Lampung, Selasa (5/10).
Made menyebutkan sejak ta hun 2008, produksi udang na sional cenderung menurun dari 410 ribu ton menjadi 350 ribu ton tahun 2009. Dan tahun ini diprediksi kembali turun sekitar 12 persen dari target produksi di level 350 ribu ton.
Penurunan produksi udang itu lebih dikarenakan serangan penyakit dan pola budi daya yang salah.
“Seharusnya dalam satu kolam itu rata-rata ditebar 150 ekor per meter persegi, tetapi yang terjadi banyak petambak yang menebarkan 400 ekor udang dalam satu kolam untuk mencapai hasil panen besar tetapi itu pola yang salah. Kepadatan udang dalam kolam rawan memicu penyakit dan kematian udang,” ungkap dia.
Untuk itu, Made berharap petambak memperhatikan kapasitas tebar udang dalam kolam untuk mempertahankan budi daya udang yang berkelanjutan. Jika pola seperti itu diterapkan, kapasitas pasok untuk industri pengolahan udang diharapkan bisa meningkat. Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengungkapkan penyakit udang menyebar di beberapa sentra produksi mulai dari Lampung, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Upaya untuk mencegah penurunan produksi udang pun dilakukan, di antaranya dengan memberikan bantuan benur udang (vaname satu) yang tahan penyakit.
Sebelumnya, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Martani Husaeni menyebutkan, potensi pasar produk budidaya perikanan, khususnya udang cukup besar. Hanya, masalahnya, produksi udang nasional relatif terbatas.
“Pasar luar negeri siap menyerap, China itu membutuhkan udang sampai satu juta ton. Yang jadi masalah, kesiapan produksi. Sampai saat ini produksi nasional hanya 350 ribu ton pertahun.”
Tahun ini kemampuan China memproduksi udang hanya sebesar 600 ribu ton pertahun. Melihat tren konsumsinya yang meningkat, maka tahun 2011, negara China akan mulai menjadi net importir dan 2012 negara itu akan mengalami defisit udang.
Made juga meminta masyarakat mencoba alternatif budi daya ikan nontambak, di antaranya budi daya ikan hias akuarium maupun skala hatchere (menengah).
”Budi daya ikan hias perlu dikembangkan dalam skala kecil oleh rakyat, dan ini bisa dijadikan alternatif untuk budi daya. Potensi pasar ikan hias masih sangat besar, jadi pembudi daya harus mengambil peluang ini,” papar dia.
Made menambahkan saat ini pasar ekspor ikan hias di Cina, Singapura, dan Malaysia cukup besar. Jika pembudi daya bisa mengembangkan dalam skala hatchere maka potensial bisa menembus pasar ekspor yang masih terbuka.
Koordinasi Internasional
Sementara itu, penanganan over fishing di laut dinilai perlu koordinasi di tingkat internasional. Pasalnya, ke amanan pangan dan over fishing (illegal, unregulated, unreported) sudah memprihatinkan.
“Untuk itu, perlu komitmen internasional untuk penangananya. Kita akan bawa isu ini di Apec Ocean Related Minister Meeting (AOMM3),” kata Fadel Muhammad sebelum berangkat ke ajang AOMM3 di Peru, Selasa (5/10).
Fadel menambahkan koordinasi persoalan kelautan dan keamanan pangan sudah mendesak untuk itu dalam forum tingkat menteri di Peru, Indonesia, akan mendorong lahirnya deklarasi tingkat menteri. Beberapa agenda utama di antaranya isu perlindungan dan pembangunan laut yang berkelanjutan.
Jika forum tersebut tidak serius menghasilkan deklarasi, maka Indonesia akan mendesak adanya kepastian aturan mengenai pentingnya perlindungan laut.
“Harus ada langkah konkret untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dalam pertemuan tingkat menteri. Dan para menteri sepakat melakukan promosi terkait kesadaran dan partisipasi mengenai pengaruh perubahan iklim terhadap laut,” ungkap dia. (Sumber :hariansib.com)

Selasa, 05 Oktober 2010

Penyebab pertumbuhan Udang lambat

Ada beberapa kemungkinan penyebabnya. Antara lain karena benur berasal dari induk yang kurang bagus sehingga pertumbuhannya lambat atau kualitas air fluktuatif selama periode budidaya atau bisa juga karena serangan penyakit. Dari tanda-tanda yang dikemukakan, kemungkinan udang vannamei anda terkena IHHNV. Inang favorit virus ini adalah udang rostris.

Infeksi IHHN bersifat akut dan kronis. Pada udang rostris, IH bersifat akut dan mengakibatkan kematian massal (lebih dari 90%). Pada udang vannamei serangan bersifat kronis dan tidak menyebabkan kematian masal, tetapi menyebabkan runt deformity syndrome (RDS) seperti rostrum bengkok, abdominal segmen 6 mengecil dan udang tumbuh lambat (udang blantik/kuntet). Penyebaran penyakit ini bisa horizontal maupun vertikal. Udang yang terserang kronis (sub-klinis) bisa menjadi sumber penularan dan penyebaran virus.

Pada P. monodon, kasus-kasus IHHN tidak pernah ada laporan gejala klinis yang spesifik atau khas. Gejala biasanya berupa menurunnya konsumsi pakan diikuti kanibalisme karena sebagian udang mulai kelihatan lemah. Pada stadium ini akan terlihat bintik putih (berbeda dengan WS) pada cuticular epidermis.

Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh infeksi IHHNV adalah inclusion intranuclear di sel insang. Infeksi juga terlihat pada sel epitel di bawah kulit (hypodermal) dan organ haematopoietic, antennal gland, gonads, lymphoid organ syaraf dan jaringan ikat. Saat ini sudah tersedia diagnosa konfirmatif dengan teknik PCR dan dot blot hibridization untuk memastikan apakah udang terserang IHHNV atau tidak. Anda bisa mengirim sampel untuk diuji PCR pada beberapa laboratorium yang sudah memiliki primernya. Sampai saat ini tindakan penanggulangan penyakit ini hanya eradikasi total (pemusnahan dan desinfeksi) lalu dengan tebar benur yang bebas virus.

Di masa depan usaha pengendalian penyakit viral dengan:

1. Program selective breeding yang menghasilkan benur SPF atau SPR.

2. Alat diagnostik penyakit yang handal.

3. Penerapan konsep biosecurity yang ketat,

4. Pemakaian teknologi closed system,

5. Peningkatan sistem kekebalan tubuh udang dengan imunostimulan

6. Manajemen kualitas air yang dapat menghindari stres sehingga tidak memicu penyakit.

Beberapa faktor stres yang bisa memicu penyakit:

? Fluktuasi kualitas air misalnya karena ganti air sehingga menyebabkan perubahan mendadak pada salinitas, suhu, pH dan kesadahan..

? Kualitas air yang ekstrem terutama salinitas, suhu dan pH.

? Kadas oksigen terlarut (DO) rendah

? Adanya pestisida atau racun lain di air tambak walaupun dalam jumlah sedikit (sub-lethal), seperti ammonia dan H2S

? Kematian phytoplankton yang merusak kestabilan kualitas air

? Kenaikan total suspended solid (TSS)

? Adanya infeksi sekunder seperti Vibrio dan parasit.

Sumber: Majalah TROBOS