Senin, 29 Agustus 2011

Harga Udang bulan Juli 2011

Size Harga/kg FQ

<30 45.675
30 45.375
31 45.075
32 44.775
33 44.475
34 44.175
35 43.875
36 43.575
37 43.275
38 42.975
39 42.675
40 42.375
41 42.075
42 41.775
43 41.475
44 41.175
45 40.875
46 40.575
47 40.275
48 39.975
49 39.675
50 39.375
51 39.075
52 38.775
53 38.475
54 38.175
55 37.875
56 37.575
57 37.275
58 36.975
59 36.675
60 36.375
61 36.175
62 35.975
63 35.775
64 35.575
65 35.375
66 35.175
67 34.975
68 34.775
69 34.575
70 34.375
71 34.075
72 33.775
73 33.475
74 33.175
75 32.875
76 32.575
77 32.275
78 31.975
79 31.675
80 31.375
81 31.075
82 30.775
83 30.475
84 30.175
85 29.875
86 29.575
87 29.275
88 28.975
89 28.675
90 28.375
91 27.600
92 26.825
93 26.050
94 25.275
95 24.500
96 23.725
97 22.950
98 22.175
99 21.400
100 20.625
101-125 15.900
126-150 11.700
151-180 9.600
>180 4.100

ini harga Udang bulan JULI,untuk harga yg bulan Agustus turun kisaran
Rp125/size.

Jumat, 26 Agustus 2011

Penerapan Biosecurity Pada Pembesaran Udang Vannamei (Litopeneaus vannamei) Secara Intensif


Belakangan ini virus WSSV semakin marak kembali, setelah dulu menyerang
udang windu sekarang udang vannamei yang menjadi targetnya. Berdasarkan hasil
penelitian Prof Flagell, udang yang terkena virus WSSV akan menyerang dengan
ganas dan dapat menyebabkan kematian masal apabila ada faktor pemicu.Oleh
sebab itu, untuk meminimalisir berkembangnya virus tersebut dilakukan upaya
Biosecurity.
Biosecurity pada budidaya udang adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk menangkal masuknya penyakit dalam fasilitas budidaya mulai dari
tempat pemeliharaan induk, pembenuran sampai pembesaran serta mencegah
penyebaran penyakit dari tambak yang sudah terinfeksi.
Penerapan biosecurity di tambak meliputi kegiatankegiatan
sebagai berikut:
1. Persiapan tambak
a) Pemasangan Bird Scaring Device (BSD) dan Pemasangan Crab Protecting
Device (CPD).
Bird scaring device adalah alat untuk menghalau masuknya burung-burung
ke dalam tambak yang terbuat dari benang jenis D-9 PE yang diikatkan pada
tiang. Crab Protecting Device (CPD) adalah alat untuk mencegah masuknya
hewan sejenis kepiting ke area treatment air yang terbuat dari plastik.
b) Pengeringan
Pengeringan yang di lakukan pada tambak-tambak dengan nilai
ORP (Organic Residu potensial) minimal 50 mV sekitar ± 10 hari.
c) Sterilisasi
Sterilisasi adalah kegiatan pengolahan tambak dengan tujuan untuk
meminimalisir hewan maupun organisme benthic ( hidup di dasar perairan) yang
berpotensi sebagai carrier pembawa pathogen.
d) Pengapuran
Pengapuran dilakukan untuk menetralisir derajat keasaman dasar tambak
menjadi standart (pH 6,5-7).
e) Pengecekkan Level Muka SO
Pada level muka air SO harus dibawah pipa elbow sedangkan untuk dasar
saluran SO 50 cm di bawah pipa elbow.
2. Persiapan Air
a) Pemasangan Filter
Pemasangan filter dilakukan saat air dipompa dari main inlet masuk ke
reservoir ataupun talang air ke petak pengendapan, dari petak pengendapan di
flushing ke sub inlet, dari sub inlet ke petakan treatment dan dari supply canal ke
petakan tambak. Digunakan 2 lapisan filter 300 μ dan1000 μ.
b) Double Sterilisasi
Pada perlakuan disinfektan digunakan pondfos sebanyak 2-3 ppm. Jarak
antara perlakuan 1 dan 2 dilakukan dalam jangka waktu 3 hari.
3. Seleksi Benur
Penerapan biosecurity pada seleksi benur yang akan ditebar.
4. Budidaya
a) Pengadaan Alat Sanitasi Tangan dan Kaki
Pengadaan alat sanitasi tangan dan kaki ditempatkan pada pintu masuk
tambak. Untuk Alat sanitasi tangan ini terdiri dari sabun antiseptik dan air bersih,
sedangkan alat sanitasi kaki digunakan Kalium Permanganat (KMNO4) dengan
dosis 70 ppm.
b) Perlakuan Sanitasi Peralatan Tambak
Perlakukan sanitasi peralatan tambak perla dilakukan dikarenakan
penggunaan peralatan secara bergantian tersebut dapat diindikasikan berperan
sebagai carrier.
5) Panen Emergency
a) Pengisolasian Tambak
Pengisolasian antar tambak ini bertujuan mencegah menularnya penyakit
dari tambak satu ke lainnya.
b) Penggunaan Dosing
Penggunaan dosing ini dilakukan dengan Kalium Permanganat dengan
cara mengantungkannya pada pipa flushing dengan dosis 10 ppm.
c) Perlakuan pada daerah Sub Road dan Sub Outlet
Pada daerah sub road ini dilakukan perlakuan agar virus – virus pada
udang maupun air bekas panen tidak terkontaminasi ke lingkungan sekitar
tambak. Untuk perlakuan sendiri dapat dilakukan dengan memberi Kalium
Permanganat (KMNO4) sebanyak ± 5 ppm pada daerah sekitar sub road. Setelah
proses panen selesai dilakukan pemberian disinfektan dengan tujuan bibit-bibit
penyakit tidak mencemari lingkungan terutama pada saluran Sub Outlet.
d) Pembakaran dan Penguburan Bangkai Udang
Untuk sisa – sisa bangkai udang dilakukan upaya pemusnahan dengan
cara pembakaran dan penguburan bangkai udang tersebut.
Dari kegiatan penerapan biosecurity di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa,kegiatan-kegiatan biosecurity meliputi:
beberapa tahapan diantaranya adalah tahapan persiapan lahan, persiapan air,
pengujian benur, proses budidaya dan proses panen emergency. Dan penilaian
dari hasil yang dicapai tentang penerapan biosecurity yang dilakukan harus
memenuhi persyaratan SOP (Standart Operasional
Prosedur).
Semoga ini memberikan semangat dan dorongan
kepada para petambak agar penerapan biosecurity yang sudah baik ini
dipertahankan dan ditingkatkan lagi demi tercapainya target produksi.